1 Pengertian Majas
Secara singkat majas dapat diartikan sebagai
gaya bahasa. Lebih lengkapnya pengertian majas ialah gaya bahasa indah
yang bertujuan untuk mempercantik susunan kalimat atau memberikan kesan
dan efek tertentu kepada pembaca, baik secara lisan maupun tulisan.
Selain pengertian di atas, ada
juga yang mengartikan majas sebagai pemanfaatan gaya bahasa untuk
memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata-kata
yang lebih imajinatif. Oleh sebab itu, kalimat bahasa Indonesia yang
mendapatkan sentuhan majas akan tampak berbeda dengan kalimat-kalimat bahasa
Indonesia pada umumnya. Sehingga dari sinilah para penikmat
karya sastra akan menemukan keindahan serta keragaman bahasa yang menarik
untuk dinikmati.
Majas dalam bahasa Indonesia banyak digunakan dalam berbagai
karya sastra dan ditulis seperti puisi, pantun, sajak ataupun cerita. Sehingga
bagi anda yang berminat untuk menekuni dunia tulis dan sastra wajib rasanya
untuk tau dan menguasai lebih dalam ihwal majas dengan berbagai jenis dan keragamannya. Sehingga diharapkan nantinya karya-karya yang
anda telurkan benar-benar memiliki nilai sastra yang dapat dinikmati oleh
khalayak.
2.
Macam
Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat kita
golongkan ke dalam empat kelompok besar yaitu majas perbandingan, majas
pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Dan dari empat macam majas
tersebut nantinya akan ada jenis-jenis majas turunan yang insya Alloh
akan kami jelaskan pengertiannya satu persatu disertai contoh penggunaannya.
Majas terdiri atas :
Majas Perbandingan (Asosiasi atau Perumpamaan, Metafora,
Personifikasi, Alegori, Simbolik, Metonimia, Sinekdok, Simile)
Majas Pertentangan (Antitesis, Paradoks, Hiperbola, Litotes)
Majas Sindiran ( Ironi, Sinisme, Sarkasme)
Majas Penegasan (Pleonasme, Repetisi, Paralelism, Tautologi, Klimaks, Antiklimaks, Retorik )
Majas Pertentangan (Antitesis, Paradoks, Hiperbola, Litotes)
Majas Sindiran ( Ironi, Sinisme, Sarkasme)
Majas Penegasan (Pleonasme, Repetisi, Paralelism, Tautologi, Klimaks, Antiklimaks, Retorik )
A. Majas Perbandingan
Majas
Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meninggalkan kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar ataupun
pembaca. Jika kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya, Majas
Perbandingan terbagi atas :
1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan
terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini biasanya ditandai dengan penggunaan kata
bagai, bagaikan, seperti, seumpama, bak dan laksana.
Contoh :
Contoh :
- Wajahnya bagaikan rembulan.
- Rambutnya bak mayang yang
terurai.
- Dia mewarisi sifat seperti
seekor singa.
- Badannya seperti samson.
- Watak dan karakternya seperti
batu.
2) Majas Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang mengungkapkan
ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Kata atau kelompok kata yang dipakai bukan dalam arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan, seperti kata bunga desa dalam kalimat “
Zahro adalah bunga desa yang diidamkan oleh banyak pria”. Contoh lainnya
sebagai berikut:
- Ia sangat terpukul dengan kepergian
belahan hatinya
- Raja siang keluar dari ufuk
timur
- Rosyid selalu menjadi bintang
kelas setiap semester
- Ronaldo menjadi mesin pencetak
gol bagi Madrid
- Pak Tono adalah tangan kanan
ayahku.
- Si kutu buku itu jarang sekali
keluar rumah.
4) Majas Alegori
Majas
Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan mengunakan kiasan
atau penggambaran.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
- Menjalani kehidupan rumah
tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan sebuah bahtera.
Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu
menakjubkan. Namun tak jarang kuatnya ombak akan mengombang-ambing
tubuh kita.
- Dunia ibarat tumbuhan hijau
yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan.
Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya musnah.
- Perjalanan hidup manusia
seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang
sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang
pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
3) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa
yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seakan-akan memiliki sifat seperti
manusia.
Contoh:
Contoh:
- Badai mengamuk dan
memporakporandakan rumah
- Ombak berkejar-kejaran ke tepi
pantai.
- Hujan rintik menari-nari diatas
genting
- Peluit wasit menjerit panjang
menandai akhir dari pertandingan sore ini.
- Api telah melahap seisi rumah
gubuk itu
5) Majas Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang
tertentu yang dapat menggantikan kata yang ingin diutarakan.
Contoh:
Contoh:
- Ia terkenal sebagai buaya darat
( playboy)
- Rumah itu hangus dilalap si
jago merah ( api )
- Aku tidak suka berteman dengan
bunglon (tidak berpendirian)
- Pada bulan ini KPK berhasil
meringkus banyak tikus. (koruptor)
- Meminjam uang dari lintah
darat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah keuangan.
6)
Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel
dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda
lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Contoh:
- Ia berangkat ke rumahku hanya
dengan mengenakan Cubitus. (kaus)
- Pak Toni berangkat ke kantor
dengan Bata (sepatu)
- Ayah membaca koran sambil
menikmati Kapal Api (kopi)
- Setelah makan, Ani minum satu
gelas Aqua. ( air )
- Pejalan kaki itu tewas
tertabrak Kijang. (mobil)
- Pak guru menegurnya setelah kepergok menghisap Jarum (rokok)
7) Majas Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk
menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya seluruhnya untuk
sebagian. Majas sinekdok terdiri atas dua
bentuk berikut.
1) Sinekdok Pars pro toto
yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
- Untuk bisa masuk ke pasar
malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar Rp. 10.000 saja.
- Ayah membeli satu ekor kambing
untuk disembelih dan dijadikan gulai.
2) Majas Totem pro parte
yaitu menyebutkan keseluruhan untuk
sebagian.
Contoh:
Contoh:
- Barcelona mencetak gol
kemenangannya pada menit ke 80.
- Menonton TV memberikan dampak
negatif pada perkembangan anak.
- Polri berhasil meringkus
kawanan begal yang sering beraksi di daerah Lampung Utara.
8. Majas Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan,
umpama, ibarat, bak, bagai. Simile hampir sama dengan majas asosiasi, hanya berbeda tipis saja. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik.
Contoh:
- Tubuhnya seperti tiang yang
tinggi menjulang.
- Wajahnya bercahaya bagaikan
rembulan yang selalu menerangi kegelapan malam.
- Dia pemberani bak seekor singa
yang tidak pernah gentar dengan musuh sekuat apapun.
- Kerjanya seperti mesin yang
tidak pernah berhenti.
- Wataknya seperti batu
yang sangat sulit untuk dilunakkan.
B. Majas Pertentangan
Majas
Pertentangan adalah gaya bahasa atau kata-kata berkias yang menyatakan
pertentangan maksud sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan tujuan untuk
memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1)
Majas Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan
kata yang berantonim atau berlawanan arti dalam satu kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Dia bekerja
siang malam untuk mewujudkan cita-citanya.
- Menang-kalah
merupakan sesuatu yang biasa dalam sebuah pertandingan.
- Miskin-kaya,
cantik-buruk sama saja di mata Alloh.
- Perjalanan pulang-pergi Jakarta Bogor memakan waktu yang tidak terlalu
lama.
- Pekerjaan kantor tidak pernah menghalangi hobinya untuk naik-turun gunung.
2)
Majas
Paradoks
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal atau dua
situasi yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks juga merupakan opini yang berseberangan dengan kebiasaan yang ada,
sehingga terkesan aneh dan dapat mencuri perhatian si pendengar atau pembaca.
Contoh:
Contoh:
- Aku merasa kesepian di tengah
keramaian.
- Di balik senyum manisnya
terpendam luka yang mendalam.
- Meski cuaca sangat panas,
pikiran harus dingin.
- Selalu ada hikmah yang dapat
kita petik dari setiap musibah.
3)
Majas
Hiperbola
Majas hiperbola adalah pernyataan yang
berlebihan yang melampaui kenyataan sebenarnya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau mencuri perhatian.
Contoh:
Contoh:
- Keringatnya sampai menganak
sungai.
- Tak jarang seorang ayah harus
membanting tulang demi keluarga.
- Badannya sangat kurus, hanya
tinggal kulit pembalut tulang.
- Setiap hari dia memeras
keringat demi mendapatkan sesuap nasi.
- Ia dapat menghitung secepat
kilat.
4)
Majas
Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan
cara merendah dibawah dari kenyataan yang sesungguhnya. Litotes biasa digunakan sebagai bentuk basa-basi dengan
tujuan merendah atau menghormati lawan bicara.
Contoh:
Contoh:
- Hanya kado kecil ini yang bisa
aku berikan.
- Mampirlah sejenak untuk
mencicipi hidangan yang ala kadarnya ini.
- Perkenankan hamba yang bodoh
ini untuk menyampaikan pendapat.
- Saya hanya orang desa yang
beruntung mengenyam pendidikan.
- Hanya hal remeh seperti ini
yang bisa saya perbuat.
C. Majas Penegasan
Majas
Penegasan ialah gaya bahasa yang mengandung kata kiasan yang dipergunakan untuk
memberikan penegasan. Hal ini diakaukan guna meningkatkan kesan serta pengaruh terhadap
pendengar atau pembaca. Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Majas Pleonasme
Pleonasme
adalah penggunaan kata-kata yang sudah mafhum (dimaklumi) sebagai bentuk
penegasan. Pada dasarnya tanpa kata-kata tersebut sebuah kalimat sudah
dapat difahami secara utuh.
Contoh:
Contoh:
- Semua penghuni dusun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan
diri dari kebakaran.
- Pantang baginya untuk mundur ke
belakang.
- Hanya perwakilan demonstran
saja yang diperkenankan masuk ke dalam untuk melakukan
negoisasi.
- Sedari tadi ia hanya merunduk
ke bawah penuh penyesalan.
- Serentak para penonton
mendongak ke atas menyaksikan manufer pesawat tempur TNI AU.
2) Majas Repetisi
Repetisi
adalah majas menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan. Gaya bahasa
seperti ini banyak kita temukan dalam sajak maupun pidato-pidato motifasi.
Contoh:
Contoh:
- Hidup adalah perjuangan, hidup
adalah pilihan, hidup adalah realita yang harus kita hadapi.
- Dunia ini adalah fana,
dunia ini hanya tempat bersinggah, dunia ini hanya sementara.
- Dialah yang kurindu, dialah
yang kutunggu, dialah belahan hatiku.
- Cinta adalah misteri, Cinta
adalah kesetiaan, Cinta adalah pengorbanan.
- Hiduplah dengan visi, hiduplah dengan misi, hiduplah untuk menggapai prestasi.
3) Majas Paralelisme
Paralelisme biasa digunakan untuk
menunjukan suatu titik kesamaan kedudukan sesuatu yang sering dianggap sebagai
suatu yang memiliki jarak karena memiliki karakteristik yang berbeda. Atau dapat juga paralelisme digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu dengan kata yang diulang–ulang untuk menggambarkan makna
yang ingin diutarakan sama dengan deskripsi dari kata yang diulang–ulang tersebut.
Pada intinya majas paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
- Cinta adalah pengertian
- Cinta adalah kesetiaan
- Cinta adalah rela berkorban
4) Majas Tautologi
Tautologi
merupakan jenis majas penegasan berupa pengulangan sebuah kata atau
sinonim kata.
Contoh:
Contoh:
- Bukan, bukan, bukan itu yang
aku inginkan (mengulang kata
bukan)
- Seharusnya sebagai sahabat kita
hidup rukun, akur, dan bersaudara. (mengulang
sinonim rukun)
5) Majas Klimaks
Klimaks
adalah jenis majas penegasan yang menyatakan beberapa hal secara bertingkat
dari yang terkecil/terendah hingga yang terbesar/tinggi.
Contoh:
Contoh:
- Semua pihak mulai dari
anak-anak, remaja, sampai orang tua merasa bahagia dengan dibangunnya
Masjid Nurul Amal.
- Ketua RT, RW, Kepala Desa,
Gubernur, bahkan Presiden harus sejajar di mata hukum.
5 6)
Majas
Antiklimaks
Antiklimaks
adalah adalah kebalikan majas klimaks. Majas ini menyatakan beberapa hal secara
berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:
Contoh:
- Kepala sekolah, guru, staff
sekolah, dan semua siswa SMP N 2 Bangun Rejo mengikuti upacara bendera.
- Produk kami telah tersebar di
seluruh daerah mulai provinsi, kota, kecamatan bahkan desa.
7) Majas Retorik
Retorik
adalah majas penegasah yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuan pertanyaan yang dilontarkan tidak lain hanya untuk memberikan penegasan,
sindiran, atau menggugah.
Contoh:
Contoh:
- Enak bukan bolos sekolah? Besok
ulangi lagi ya!
- Kamu selalu menghindar ketika
aku sedih. Apa ini yang kamu bilang sahabat ?
- Negara kita nampak semakin
carut-marut. Apa ini yang orang sebut "revolusi mental"?
D. Majas Sindiran
Susuai
namanya majas sindiran ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas sindirian
dibagi menjadi:
1) Majas Ironi
Ironi
adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir seseorang. Maka tidak heran jika sebagian ahli bahasa ada yang
mengelompokkan majas ini ke dalam majas pertentangan.
Contoh:
Contoh:
- Ini baru namanya siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
- Bagus sekali tulisanmu, sampai
aku susah membacanya.
- Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.
2) Majas Sinisme
Sebagaimana
majas ironi majas sinisme merupakan majas yang digunakan untuk maksud
menyindir. Bedanya, pada majas ironi sindiran diungkapkan secara tidak langsung
menggunakan kata-kata positif. Sedangkan sinisme menyatakan sindiran
secara langsung kepada orang lain dengan kata yang cenderung negatif.
Contoh :
Contoh :
- Tingkah lakumu sangat konyol,
tidak semestinya muncul dari seorang mahasiswa sepertimu.
- Caramu mengaji tidak
mencerminkan jika kamu pernah belajar di pesantren.
3) Majas Sarkasme
Sarkasme
adalah majas sindiran yang paling kasar. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan jika sarkasme lebih sering digunakan untuk menyakiti orang
atau lawan bicara. Makanya majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang
marah.
Contoh:
Contoh:
- Mual aku melihat wajahmu, pergi
kamu!
- Dasar keong sawah, kerja begini
saja lama sekali!
Demikian
pengertian macam-macam majas
beserta contohnya
ConversionConversion EmoticonEmoticon